Rabu, 27 Oktober 2010

yang sering terlupakan ISSN dan ISBN

Mungkin diantara anda ada yang pernah ,bahkan sering memperhatikan kode ISSN tertera pada terbitan berkala seperti koran,majalah atau jurnal bertaraf internasional.kode tersebut selalu dibubuhi beberapa digit angka dibelakangnya.
ISSN singkatan dari international standar serial number (nomor terbitan berseri standar internasional ) pencantumannya untuk mengetahui minat ilmu suatu bangsa melalui banyak sedikitnya terbitan berkala yang mereka hasilkan,memudahkankomunikasi informasi antar pusat informasi,perpustakaan dan lembaga yang berkaitan dengan komputerisasi dan memudahkan pemesanan terbitan berkala,terutama majalah luar negri dengan nama sama yang diterbitkan dibeberapa negara.
Penyusunan nomor ISSN dikendalikan oleh international center for the registrasion of serials yang bermarkas diParis.setiap penerbit atau redaksi terbitan berkala dapat memintanya pada lembaga tersebut secara gratis,atau pada perwakilannya ditiap negara.diindonesia lembaganya bernama Pusat Dokumentasi dan informasi ilmiah (PDII)-LIPI yang berkedudukan di Jl.Jend.Gatot subroto 10 Jakarta selatan.
Disamping ISSN ada juga ISBN.namun kode ini merupakanbahasa internasional,bahasa komunikasi dan bermanfaatdalam transaksi perbukuan.ISBN kepanjangan dari international standard book number (nomor buku standar internasional) dibelakangnya dicantumkan angka 10 digit sebagai contoh, ISBN. 0 8436 1072 7. angka pada kelompok pertama (0) merupakan nomor pengenal negara,kelompok kedua( 8436 ) sebagai kode penerbit,kelompok ketiga (1072) adalah nomor judul buku dan kelompok terakhir (7) merupakan angka pengecek.
Didunia perdagangan bukupun,pencantuman nomor ISBN pada book in print atau bibliografi nasional lainnya ternyata membawa dampak positif. pada tahun 1976misalnya,buku buku bernomor ISBN cepat terjual habis.
Sistem peneomoran buku tadi muncul dari gagasan perlunya nomor standar perbukuan secara international,pada tahun 1968 berkumpulah perwakilan perbukuan dari negara negara eropa diantaranya inggris ,swedia ,jerman barat, belanda dan perancis.pertemuan juga dihadiri utusan dari amerika serikat dan UNESCO.Hasilnya disepakati perlunya penomoran buku secara international yang kemudian diusulkan ke international standartd organisasion. usul tersebut diterima sebagai nomor standar perbukuan secara internasional pada tahun 1970.sejak itulah ISBN berlaku hingga sekarang. ( Tusyoko )

apa khabar Atpusi-Kalbar

Minggu, 11 Juli 2010

Peran Perpustakaan sekolah dalam memndukung proses belajar mengajar.

Apabila kita mendengar kata "Perpustakaan" maka gambaran spontan yang muncul dalam pikiran kita adalah sebuah ruangan atau gedung yang dipakai untuk menyimpan buku.
Gambaran seperti itu tidak salah , karena kata "pustaka" memang berarti "Buku" Tetapi bila kita pahami lebih mendalam,gambaran itu masih jauh dari pemahaman yang tepat mengenai perpustakaan.Perpustakaan tidak hanya berkaitan dengan gedung dan buku saja,namun juga system pemeliharaan,penyimpanan,pengguna dan bagaimana cara menggunakan atau memanfaatkannya.Perpustakaan dapat kita artikan sebagai kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian yaitu,pengembangan,koleksi,pengolahan,layanan dan pemeliharaan.Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa,guru,karyawan dan semua warga sekolah yang ada dilingkungan sekolah tersebut.perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah yaitu pendidikan dan pengajaran seperti yang digariskan dalam kurikulum sekolah.
Adapaun fungsi perpustakaan sekolah adalah :
a. Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar,yaitu membantu program pendidikan dan pengajaran,sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum,mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi,Bagi Guru perpustakaan merupakan tempat untuk membantu guru dalam mengajar dan memperluas pengetahuan.
b. Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas pengetahuannya pada setiap bidang study,oleh karena itu,Perpustakaan dapat dijadikan semacam laboratorium yg sesuai dengan tujuan didalam kurikulum.
c. Mengembangkan minat dan budaya membaca menuju kebiasaan belajar mandiri.
d. Membantu siswa dalam mengembangkan bakat,minat dan kegemarannya.
e. Membiasakan siswa untuk mencari informasi diperpustakaan.kemahiran siswa untuk mencari informasi diperpustakaan akan menolongnya untuk mampu belajar secara mandiri dan memeperlancar dalam mengikuti pelajaran selanjutnya.
f. Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat melalui buku buku bacaan yang sesuai dgn umur dan tingkat kecerdasan siswa.
g. Memperluas kesempatan belajar bagi siswa.


LAYANAN PERPUSTAKAAN

Sistem layanan perpustakaan dapat dibagi 2 cara yaitu :

1. Sistem layanan terbuka.
Sistem layanan terbuka adalah Pengunjung dapat langsung menuju rak buku untuk mendapatkan buku yang diinginkan ,setelah itu melapor kepetugas untuk dicatat dikartu peminjaman.
2. Sistem layanan tertutup.
Sistem layanan tertutup adalah pengunjung tidak dapat menuju rak buku, tetapi harus diambilkan oleh petugas dalam mencari buku yg diinginkan. Pengunjung perpustakaan biasanya akan lebih senang dengan sistem terbuka karena dgn sistem ini akan lebih leluasa memilih buku yang dikehendaki.untuk perpustakaan sekolah sistem ini juga terasa lebih disenangi sehingga akan menggugah minat baca siswa. sebagai unit disebuah sekolah perpustakaan perlu memberikan layanan kepada pengunjung atau pengguna secara cepat dan tepat,maksudnya dapat memenuhi kebutuhan pengunjung perpustakaan seperti yg dikehendaki oleh mereka.Dengan layanan yg baik,sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengunjung akan bahan pustaka,berati fungsi layanan dlm memenuhi kebutuhan pengunjung terlaksana .
Demikian pula apabila fungsi layanan tercapai maka layanan perpustakaan sebagai pusat informasi,dokumentasi,pendidikan,kreasi dan rekreasi mencapai sasaran yg diinginkan oleh kita.


Toes

Senin, 28 Juni 2010

pertemuan pengurus atpusi

pada tanggal 19 juni yang lalu semua pengurus atpusi kalbar berkumpul di rumah makan lancang kuning membahas tentang ATPUSI yang baru terbentuk dan sekalian kordinasi sesama pengurus untuk menyatukan visi tentang Atpusi wilayah kalimantan barat ini.
pertemuan dipimpin oleh Bapak. Anshari hatta SE selaku ketua ATPUSI KALBAR
poin poin penting yang dibahas mengenai tata kerja semua pengurus untuk kemajuan asosiasi yang membawahi semua pustakawan sekolah yang ada di kalimantan barat ini.untuk itu marilah kita semua pustakawan sekolah yang ada dikalimantan barat ini,bersatu bahu membahu memajukan asosiasi perpustakaan sekolah indonesia wilayah kalimantan barat dan harapan kita disemua kabupaten /kota diKALBAR pada waktu yang tidak lama lagi akan segera terbentuk ATPUSI tingkat Kab/kota.semoga dan jayalah ATPUSI.

Selasa, 01 Juni 2010

Pustakawan sekolah di kalimantan barat

Pontianak, ATPUSI terus bergerak, setelah di propinsi lain terbentuk ,kini giliran kalimanatan barat membentuk pengurus daerah ATPUSI,tepatnya pada hari rabu tanggal 19 mei 2010 bertempat di Grand kartika hotel pontianak berlangsung pembentukan ATPUSI tingkat Propinsi kalimantan barat dengan peserta 36orang ,utusan dari 14 kabupaten/ kota yang ada dikalimantan barat. kegiatan ini merupakan rangakaian acara seminar dan konvensi tenaga perpustakaan sekolah indonesia tingkat propinsi kalimantan barat yang dihadiri oleh Drs.Subahi idris dari Dittendik Kementrian pendidikan nasional dan didampingi oleh panitia dari LPMP yakni Bpk. Chakim mustofa dan ibu Nur santi aida.
Presentasi sosialisasi ATPUSI dari ibu Eko wiyanti selaku pengurus pusat ATPUSI,dilanjutkan dengan konvensi dan pembentukan pengurus daerah ATPUSI propinsi kalimantan barat periode 2010 - 2014

Berikut susunan pengurus ATPUSI Propinsi Kalimantan Barat

Ketua : M Anshari hatta,SE
Wakil ketua : Melyarnni,A,Pust
Sekertaris : Tusyoko
Bendahara : Linda

Komisi komisi

A.Komisi pengembangan profesi tenaga perpustakaan
1. Sri Suryani

B. Komisi organisasi dan keanggotaan
1. Eva wahyuni

c. Komisi dana usaha
1. Imam Annawawi

d. Komisi Kerjasama
1.Syafrullah


Setelah dibentuk pengurus daerah ATPUSI disyahkan oleh ibu Eko wiyanti selaku ketua I ATPUSI Pusat.
Akhirnya terima kasih kami ucapkan kepada semua panitia yang terlibat dari LPMP.



SALAM.
TUSYOKO